Monday, September 30, 2013

Inflasi dan Investasi

Pada tulisan sebelumnya, Kepompong dan Kutu Loncat, saya menuliskan bahwa kenaikan salary sebaiknya harus diatas inflasi. Apa sih inflasi? Kenapa juga sekarang banyak disebut-sebut dalam berita?
Sebenarnya saya juga baru belajar, karena sejak SMA saya kurang berminat dengan hal-hal yang berkaitan ekonomi. Dulu saya sering tidur di jam pelajaran ekonomi hehehe... Salah memang, dan menurut saya tidak perlu disesali (sekarang kalau saya menyesal juga ga terus jadi mengerti). Yang penting sekarang belajar. Tulisan ini saya buat utamanya supaya saya ingat apa yang sudah pernah saya pelajari. Wong dasarnya kurang berminat, jadi sekarang kalau belajar ya harus ada usaha lebih supaya apa yang saya dapat tidak sia-sia.
Kira-kira 2 bulan ini saya mengikuti berita-berita tentang keadaan ekonomi Indonesia. Dari dulu sampai 2 bulan lalu yang saya ketahui mengenai inflasi adalah turunnya nilai mata uang, titik. Tidak lebih dari itu.

Nah apa sebenarnya inflasi?
Inflasi adalah turunnya nilai mata uang untuk mendapatkan sesuatu yang sama dari waktu ke waktu. Contoh mudahnya, dulu waktu SD saya suka beli teh kotak dengan harga Rp 500. Nah sekarang untuk mendapatkan teh kotak saya harus membayar Rp 2.000. Kenapa untuk teh kotak yang sama isinya, sama pabriknya, sama kemasannya, harganya bisa berbeda? Kenapa harganya dinaikkan? Sebenarnya bukan karena harganya dinaikkan, tetapi karena nilai uang kita makin turun. Makin banyak orang yang punya uang, makin turunlah nilai uang itu (ingat prinsip permintaan penawaran/supply demand).

Prinsip yang sama juga berlaku untuk valas, makin banyak orang yang mencari makin naiklah nilai tukarnya. Coba kita perhatian kurs hari ini, sekitar Rp 11.700/USD dan Rp 9.300/SGD. Menjelang akhir tahun nanti biasanya kurs akan naik, karena banyak utang luar negeri yang jatuh tempo. Bayarnya tentu pakai dollar kan, jadi akan banyak orang-orang yang membeli dollar sehingga menaikkan nilai tukar dollar tsb.

Sekarang bagaimana menyikapi inflasi?
Kita harus mengetahui berapa besar inflasi sekarang. Inflasi Indonesia sekarang berada di sekitar 7% - 8.5%. Karena itu di tulisan sebelumnya saya menuliskan kenaikan salary hendaknya diatas inflasi. Kalau inflasi 10% ya kenaikan salary harus diatas 10%. Kalau tidak begitu bagaimana? Ya salary kita habis dong karena tergerus inflasi. Harga-harga barang naik tapi nilai uang kita turun, sehingga daya beli kita makin rendah. Jadi kalau kenaikan salary yang diberikan perusahaan tidak mencapai angka itu, ya siap-siap saja cari 'sepatu baru' (apalagi kalau UMR naik gaji nggak naik-naik hehehe..).

Jangan lupakan uang kita yang ada di bank. Bukan berarti uang di bank aman lho... Memang uang di bank lebih aman daripada kita simpan di rumah, tapi NILAI nya yang tidak aman. Uang di bank pun juga akan tergerus inflasi. Apalagi bunga tabungan dibawah 5%, habis deh kena inflasi.. Lalu gimana mengamankan nilai uang itu? Investasi jawabannya. Tentu saja kita harus mencari investasi yang imbal hasilnya bisa mengalahkan inflasi.

Prinsip investasi yang harus selalu jadi pegangan adalah HIGH RISK HIGH RETURN, LOW RISK LOW RETURN. Artinya investasi dengan imbal hasil tinggi tentunya juga memiliki resiko yang tinggi. Begitu pula dengan sebaliknya. Jadi jangan hanya tergiur dengan imbal hasil tinggi yang ditawarkan, perhatikanlah juga resikonya. Apalagi kalau ada yang mengatakan investasi saya bisa melipatgandakan uang/emas dengan cepat, wah hati-hati saja.....

Beberapa jenis investasi yang cukup banyak dikenal:
  1. Tanah. Investasi ini yang paling aman dalam melindungi nilai uang kita. Karena harga tanah akan selalu naik dari tahun ke tahun. Kenapa? Jumlah penduduk bumi makin banyak dari tahun ke tahun, sedangkan tanahnya hanya itu-itu saja. Sudah jelas tidak akan rugi kalau kita berinvestasi ke tanah (kecuali tanah bermasalah lho ya... malah ngabisisn uang itu :p).
  2. Emas. Nilai emas dari tahun ke tahun cenderung naik, dan tidak terpengaruh inflasi. Memang ada kalanya turun, tapi secara umum tetap naik. Karena itu jangan begitu kuatir kalau harga emas lagi turun, simpan dulu saja emasnya. Ingat investasi emas adalah investasi jangka panjang. Sebagai referensi adalah grafik harga emas 5 atau 10 tahun terakhir di Kitco atau di website harga-emas.
  3. Deposito. Investasi yang terbilang aman, karena hampir tidak ada resiko. Karena aman tentunya imbal hasil yang diberikan kecil. Saat ini bunga deposito hanya sekitar 6% setahun, masih dibawah inflasi. Jangka waktu penempatan deposito mulai dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, dst. Nilai minimal pembukaan deposito adalah Rp 10 juta, dan sebaiknya memilih deposito yang menggunakan mekanisme auto roll over (bunga berbunga). Meskipun tidak bisa menandingi inflasi tapi paling tidak bisa dipakai mempertahankan nilai uang.
  4. Reksadana. Suatu instrumen investasi dimana kita mempercayakan uang kita kepada Manager Investasi untuk diperdagangkan dalam bursa saham, surat berharga, maupun deposito. Beberapa jenis reksadana menawarkan imbal hasil diatas 10% setahun, yang tentunya cukup ideal untuk menandingi inflasi.
  5. Saham. Diperlukan waktu dan usaha yang lebih bila kita ingin berinvestasi saham. Karena nilai saham fluktuatif, dan diperlukan analisa untuk menentukan buying point dan selling point agar keuntungan yang didapat bisa maksimal.
  6. Valas. Sangat fluktuatif nilainya, bisa saja memberikan keuntungan yang sangat besar namun juga sangat beresiko. Pergerakan nilai tukar valas sangat dipengaruhi oleh kondisi di berbagai negara, sehingga sulit untuk diprediksikan.
 Semoga bisa membantu. Silakan ditambahkan, dikomentari maupun dikoreksi :)

Update Kurs BCA
TanggalUSDSGD
30 Sep 13Rp 11,700Rp 9,300
30 Okt 13Rp 11,175Rp 9,050
28 Nov 13Rp 11,990Rp 9,560

Friday, September 27, 2013

Kepompong atau Kutu Loncat

Tulisan ini ada kaitannya dengan posting saya kemarin, Staff Kantor dan Petugas Pantry. Ada satu pertanyaan disana, mau tetap jadi staff atau pindah haluan jadi petugas pantry. Juga ada pendapat saya mengenai kedua jawaban yang mungkin atas pertanyaan tersebut. Tapi sebenarnya nggak masalah mau jadi yang manapun, yang paling penting disini adalah berapa sih salary yang bisa kita dapat? Betul? Hehehe...

Nah sekarang apa hubungannya salary dengan kepompong dan kutu loncat? Begini...

Kepompong
Sudah banyak yang tahu kalau kepompong ini akan berubah menjadi kupu-kupu. Dalam perubahan ini dia akan berada pada satu tempat sampai cukup umur dan bisa berubah menjadi "bentuk" selanjutnya.

Begitu juga dengan karir, seseorang bisa saja berada di satu tempat sampai dia mampu "berubah bentuk". Berubah bentuk disini maksudnya mendapatkan pengalaman baik di bidangnya ataupun bidang lain. Tidak kalah penting adalah mendapatkan softskill seperti bagaimana cara menghadapi orang, bagaimana cara berdiskusi, bagaimana cara mengarahkan, dll.

Jadi kesimpulannya kepompong adalah analogi dari seorang yang bertahan dalam satu tempat, untuk "mematangkan" diri sendiri, kemudian saat sudah menjadi kupu-kupu, carilah tempat baru yang bisa memberikan lebih. Lebih disini adalah lebih secara salary dan karir. Jika posisimu saat ini adalah staff, maka untuk posisi baru carilah minimal posisi supervisor.

Contoh nyata yang baru saya ketahui 3 hari lalu, di perusahaan X seorang senior manager dari perusahaan Y bisa mendapat salary 2x lipat dari senior manager perusahaan X tersebut. Yang lebih konyol, si senior manager pindahan ini usianya 15 tahun lebih muda!

Kutu Loncat
Kutu loncat tentunya ya loncat-loncat dong.. Jadi seseorang bisa saja pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menaikkan salary dan karirnya. Disini yang penting adalah pengalaman, untuk teman-teman fresh graduate mungkin harus 'stay' di satu tempat dulu setidaknya setahun. Untuk loncatan pertama, gunakan pengalaman yang setahun itu sebagai nilai tambah untuk perusahaan baru. Alangkah baiknya kalau di loncatan pertama ini bisa mendapatkan bidang yang baru. Tidak mendapat bidang yang barupun tidak apa, asal salary-nya lebih baik.

Nah sekarang yang juga harus diperhatikan baik menjadi kepompong maupun kutu loncat adalah persentase kenaikan salary yang didapat. Kalau persentase kenaikan cuma 10% sebaiknya dipertimbangkan untuk mencari tempat lain. Mengapa begitu? Karena inflasi di Indonesia ini hampir mencapai 10% per tahun. Lha kalau kenaikannya cuma 10% kan habis juga kena inflasi. Sangatlah baik bila kenaikan salary tsb mencapai 20%-50%.

Apa itu inflasi? Bagaimana menyikapinya?
Di posting selanjutnya yaa... << Inflasi dan Investasi >>

Thursday, September 26, 2013

Staff Kantor dan Petugas Pantry



Sebuah cerita menarik dari seorang staff kantor swasta, yang merasa salary-nya kalah dibandingkan dengan petugas pantry.  Mengapa menarik? Pertama, karena mirip dengan yang terjadi di tempat saya bekerja. Kedua, karena banyak dialami teman-teman fresh graduate yang mulai bekerja. Ketiga, gaji petugas pantry-nya bisa DIATAS Rp 5 juta sebulan :)

Memang kejadian aneh tapi nyata, bagaimana seorang petugas pantry bisa mendapat 2x lipat salary staff kantor. Dengan asumsi rata-rata salary fresh graduate Rp 2,5 juta – Rp 3 juta sebulan.
Setelah ditelusuri, ternyata gaji berlebih ini didapat dari lembur. Mengapa seorang petugas pantry bisa lembur? Karena menunggu staff selesai lembur, agar bisa membersihkan semua gelas piring dan perlengkapan lainnya. Selain itu juga karena staff  tidak diberi upah lembur, sedangkan petugas pantry diberikan upah lembur.

Kalo gitu, mending pindah jadi petugas pantry dong?
Karena nganggur (baca: tidur) nungguin orang selesai kerja tapi dapat upah lembur. Sementara staff kerja lembur dengan segala macam tanggung jawabnya hanya mendapat jatah makan malam.

Jawaban dari pertanyaan ini tergantung dari sudut pandang mana kita melihatnya :
1.       Tetap menjadi staff. Jawaban yang terlihat konyol, karena salary yang didapat bisa dikatakan ‘tidak sebanyak’ dengan apa yang didapat petugas pantry. Namun sebenarnya orang-orang yang mengambil keputusan ini adalah orang-orang yang memiliki pandangan kedepan. Mengapa? Karena dengan menjadi staff tentunya lebih banyak pengalaman dan kesempatan yang bisa didapat. Ingat, pengalaman bisa mengantarkan kita ke jenjang karir yang lebih tinggi, setidaknya ke salary yang lebih tinggi.  

2.       Pindah haluan menjadi petugas pantry, karena bisa mendapat salary lebih banyak. Tidak salah juga, tapi harus disadari bahwa kesempatan yang datang bagi petugas pantry tentunya tidak sebanyak kesempatan yang datang bagi staff. Salary yang lebih banyak bisa saja hanya menjadi solusi sementara, bukan solusi jangka panjang.

Apapun jawabannya, haruslah disadari bahwa “There is no growth in comfort zone, and there is no comfort in growth zone:D

Bagaimana cara mendapatkan kenaikan salary? Berapa minimal kenaikan salary yang ideal?
Next on Kepompong dan Kutu Loncat