Sunday, April 1, 2018

Reksadana (Mutual Funds)


Tepat setelah menulis Inflasi dan Investasi (4.5 tahun yll) saya mulai mencoba investasi Reksadana.

Awalnya hanya karena penjelasan teman yang sederhana, nilai uang kita bisa berkembang sesuai IHSG, apabila IHSG naik ya ikut naik, apabila IHSG turun juga ikut turun. Namun hasilnya bisa menutup inflasi.
Karena saya saat itu sudah lebih mengerti inflasi, maka oke.. saya putuskan untuk ikut investasi reksadana dengan nilai kecil hanya sekitar 500rb rupiah, dan itupun di reksadana campuran. Setelah semakin memahami aturan main reksadana, barulah menambah dana sedikit demi sedikit dan juga membeli reksadana saham.

Bisa dijelaskan secara singkat bahwa reksadana adalah salah satu instrument investasi dimana kita mempercayakan dana kepada manager investasi untuk dikelola (dikembangkan). Tentunya kita harus memberikan bagi hasil kepada manager investasi tersebut, dalam bentuk fee jual dan fee beli. Besaran fee sudah ditentukan oleh masing-masing manager investasi. Selain itu setiap manager investasi biasanya memiliki persyaratan tersendiri mengenai minimum pembelian unit, minimum penjualan unit, biaya switching, dll. Semua hal ini dapat dibaca pada Fund Fact Sheet masing-masing reksadana.

Secara garis besar, reksadana terbagi menjadi 4 jenis :

1.       Reksadana Pasar Uang
2.       Reksadana Pendapatan Tetap
3.       Reksadana Campuran
4.       Reksadana Saham

REKSADANA PASAR UANG
Manager investasi pada reksadana pasar uang akan menempatkan dana kita pada instrument pasar uang, yaitu deposito dan simpanan jangka pendek.
Oleh karena itu reksadana ini memiliki tingkat resiko yang paling rendah. Bagaimana dengan return-nya? Tentunya juga rendah.

REKSADANA PENDAPATAN TETAP
Manager investasi pada reksadana pendapatan tetap akan menempatkan dana kita pada instrument surat berharga, seperti SUN dan Obligasi.
Tingkat resiko masih relative rendah namun return bisa lebih tinggi dari reksandana pasar uang.

REKSADANA CAMPURAN
Manager investasi pada reksadana campuran akan menempatkan dana kita pada gabungan instrument pasar uang, obligasi dan saham.
Manager investasi akan melakukan switching penempatan dana sesuai kondisi mana instrument yang menghasilkan return lebih besar. Apabila pasar saham sedang bullish maka persentase dana kelolaan akan lebih besar alokasinya ke saham, namun apabila kondisi sebaliknya yang terjadi, maka persentase dana kelolaan akan lebih besar alokasinya ke deposito atau obligasi.
Tingkat resiko untuk reksadana ini sedang dan tingkat return cukup tinggi.

REKSADANA SAHAM
Reksadana ini memiliki tingkat resiko yang tinggi, namun menghasilkan return yang tinggi pula. Pada beberapa jenis reksadana saham bahkan bisa mencapai >20% dalam setahun. Manager investasi akan menempatkan dana kita pada pada instrument saham. Perlu diingat bahwa naik turunnya nilai aktiva bersih reksadana ini akan identic dengan naik turunnya IHSG.

Ingat, LOW RIKS LOW RETURN, HIGH RISK HIGH RETURN.

Performa reksadana dapat dicek di link Infovesta.

Bagi kita yang memerlukan persiapan dana untuk kebutuhan jangka pendek (1-2 tahun kedepan), dianjurkan untuk memilih jenis reksadana pasar uang atau reksadana pendapatan tetap. Sedangkan kebutuhan jangka menengah sampai panjang, dianjurkan untuk memilih reksadana campuran atau reksadana saham supaya bisa mendapat potensi return yang lebih besar.

Saya sendiri sudah keluar dari reksadana yang saya ikuti dan dananya saya pindahkan ke saham. Gain atau loss?
Pada saat keluar saya mendapat gain 50%, artinya rata-rata 12.5% setahun, jauh diatas bunga deposito maupun inflasi J

No comments:

Post a Comment